”Keris Jateng”Harus Mengikis Ego Sektoral
SUARAMERDEKA.COM, SOLO - Ego sektoral masih menjadi tantangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dalam upaya meningkatkan perekonomian. Usaha membangun sinergitas sering dihadapkan pada resistensi dari berbagai pihak, antara lain Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Resistensi tersebut biasanya terkait dengan masalah anggaran. Karena itu, program Keris Jateng diharapkan mampu mengikis ego sektoral, menyatukan persepsi dan tekad pimpinan OPD untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian Jateng demi kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut terangkat dalam Konsinyering Keris Jateng ”Penyusunan Roadmap Peningkatan Kinerja Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Jawa Tengah”pada 17-19 Desember 2018 di Solo, diikuti perwakilan OPD terkait dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng. Keris Jateng adalah forum koridor ekonomi perdagangan, investasi dan pariwisata, kerja sama Bank Indonesia, Kadin, dan Pemprov Jateng.
Forum ini diluncurkan pada 23 Oktober 2017, bertujuan memberikan pelayanan kepada calon investor, menjadi pusat data dan informasi, serta mengembangkan promosi untuk menarik investasi.
Pembentukan Keris Jateng dilatarbelakangi hasil Survei Daya Saing Daerah (SDSD) yang antara lain menyebutkan bahwa kelemahan sinergitas merupakan tantangan yang harus dihadapi Jateng.
Program Kerja
Konsinyering dipimpin Kepala Grup Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, menyepakati program kerja Keris Jateng, meliputi database, penguatan daya saing, dan promosi. Forum tersebut akan menjadi pusat data dan informasi, terutama terkait dengan potensi perdagangan, pariwisata, dan investasi Jateng. Keris Jateng concern pada penguatan daya saing Jateng di kancah nasional maupun internasional.
Hal itu antara lain terkait dengan iklim usaha yang kondusif, kinerja birokrasi yang baik, regulasi proinvestasi, koordinasi harmoni antara pemerintah dan dunia usaha. Selain itu, Keris Jateng merencanakan promosi bersama lintas- OPD, baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk menggenjot kinerja perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Usulan yang muncul dalam acara tersebut antara lain, pemetaan produk unggulan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM), peningkatan daya saing produk unggulan, peningkatan efisiensi distribusi. Selain itu, peningkatan jangkauan dan efektivitas pemasaran, pengembangan kemitraan ritel modern dan UMKM, pengembangan daerah tujuan wisata dan agen wisata.