Asita Jateng: Pariwisata Jateng Sekarang Sudah Berlari

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Industri pariwisata di Jawa Tengah bersiap menyambut musim libur akhir tahun 2022.

Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah Alex Gunarto menyatakan, pelaku industri pariwisata Jawa Tengah sendiri saat ini tengah aktif menggaet wisatawan masuk ke Jawa Tengah.

"Di Jawa Tengah, terkhusus wilayah Semarang Raya sedang running dan beberapa destinasi yang sekarang ada sudah banyak kunjungan. Pariwisata di Semarang dan Jateng pada umumnya, semua sudah berlari, berlomba-lomba untuk bisa mendatangkan kunjungan wisatawan, baik domestik ataupun internasional," kata Alex, baru-baru ini.

Alex lebih lanjut mengatakan, terkait wisatawan domestik sendiri mereka datang langsung ke destinasi lewat jalur darat atau tol. "Sedangkan untuk internasional karena memang entry point Bandara Internasional Ahmad Yani belum dibuka, sementara lewat YIA (Yogyakarta International Airport) karena baru itu dan kebanyakan dari Surabaya dan Jakarta. Itupun ditempuh menggunakan darat karena slot time-nya Bandara (internasional) Ahmad Yani ke Jakarta masih terbatas," sambungnya.

Di sisi itu, Alex menambahkan, terkait destinasi wisata yang dituju wisatawan saat ini bervariasi bergantung kebutuhan mereka.

Akan tetapi, sebutnya, destinasi wisata yang kini paling digenjot baik pemerintah maupun swasta yakni desa wisata dan religi. Hal ini melihat dari tingginya potensi wisata tersebut.

"Kami bersama-sama dengan asosiasi dan pemerintah memang membuka seluasnya berkaitan desa wisata dan religi. Itu paling kami genjot. Kalau untuk destinasi buatan atau yang sudah tertata ya sampai saat ini kunjungan masih banyak," sebutnya.

Sementara itu, terkait destinasi wisata ke Karimunjawa yang menjadi salah satu primadona di Jawa Tengah, menurutnya akhir tahun merupakan waktu yang sulit diprediksi.

Ia mengatakan, Asita terus mengedukasi masyarakat terkait waktu yang tepat untuk berwisata.

"Wisata ke Karimunjawa kondisional. Bulan tertentu tidak diperbolehkan, karena ombaknya tinggi jadi wisatawan kami beri edukasi kapan waktu dibuka dan kapan kiranya waktu tidak bisa dikunjungi," imbuhnya.