Objek Wisata Baru dan Jalan Tol Dongkrak Pariwisata Jateng
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sejumlah objek wisata baru dan tersambungnya tol Trans Java mendongkrak sektor pariwisata Jateng pada Desember 2018.
Hal itu antara lain terlihat dari tingkat hunian hotel pada Desember 2018 yang melejit dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bahkan, jika dibandingkan dengan Desember 2017, tingkat hunian hotel juga jauh lebih baik.
Hal itu diungkap Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Benk Mintosih, Kamis (3/1). Menurut dia, sebelum natal, mayoritas kamar hotel telah terisi atau full booking.
"Tanggal 24 Desember 2018 itu sudah susah cari kamar hotel," kata pria yang juga menjabat sebagai General Manager Star Hotel Semarang itu, kepada Tribun Jateng.
Benk menuturkan, tingkat hunian hotel pada Desember 2018 mencapai angka 94 persen di seluruh Jateng. Tetapi khusus di Kota Semarang, PHRI mencatat okupansi hotel di angka 100 persen. Menurut dia, kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang apabila dirata-ratakan di angka 91 persen. "Tahun lalu rata-rata 91 persen se-Jateng," katanya.
Benk menyatakan, beberapa faktor yang memengaruhi tingginya tingkat hunian itu adalah infrastuktur jalan tol yang sudah menyambungkan Kota Semarang dengan berbagai daerah. Tak hanya itu, dia menambahkan, banyaknya destinasi wisata baru di Jateng yang dibuka pemerintah membuat banyak wisatawan singgah di provinsi ini.
"Terbaru seperti Saloka dan jembatan banjir kanal barat. Itu menarik minat masyarakat, khususnya dari Jakarta, Jabar, dan lain-lain datang ke Semarang," tuturnya. Meski tidak menyebut jumlah wisatawan yang datang ke Jateng, Benk berujar, banyaknya wisatawan juga didukung adanya penambahan hotel di Jateng. Khusus di Kota Semarang, dia menambahkan, ada empat hotel tambahan yang menjadi indikator meningkatnya jumlah wisatawan.
"Sekarang sudah ada tambahan hotel, di Kota Semarang ada empat, tapi tingkat hunian justru makin meningkat. Itu indikasi naiknya jumlah wisatawan," jelasnya. Agar jumlah wisatawan semakin meningkat, Benk berharap pemerintah bisa membuat kalender wisata yang baik. "Contoh, event wisata dibuat di bulan sepi. Jangan dibuat pas momen liburan atau bulan ramai, agar kunjungan wisata tidak terputus," ucapnya.
Meski Badan Pusat Statistik Jateng menyebut menurunnya angka wisatawan mancanegara pada Desember 2018, Benk mengungkapkan, hal itu tertutupi oleh meningkatnya wisatawan lokal. "Wisatawan lokal malah naik. Mungkin wisatawan mancanegara turun kunjungannya karena faktor lain seperti kondisi cuaca atau alam," tukasnya. (*)